Bicara hewan pengerat, tentu tidak lepas dari
yang namanya marmut. Sebelumnya, tidak ada salahnya kita mengenal apa itu hewan
pengerat. Hewan pengerat merupakan salah satu orde dari hewan menyusui. Hewan
jenis pengerat jumlahnya sekitar 2000 sampai 3000 spesies. Hewan pengerat
mempunyai gigi depan menonjol dan selalu tumbuh dan senantiasa harus diasah
dengan cara menggerogoti sesuatu. Hewan pengerat jenisnya sangat beragam.
Seperti tikus, tupai, kelinci, marmut, dan masih banyak lainnya. Masing-masing
spesies hidup di habitatnya sendiri. Tidak terkecuali marmut. Hewan yang mirip
kelinci ini termasuk hewan yang cantik dan lucu. Mari mengenal lebih dekat.
Uniknya Hewan Pengerat Kecil, “Marmut” |
Marmut atau dalam bahasa Belanda bernama
marmot ini termasuk ke dalam famili Caviidae serta bergenus Cavia.
Hewan pengerat ini berasal dari daerah Andes. Marmut terkenal sebagai hewan
peliharaan bagi mayoritas orang. Bahkan, hewan pengerat ini terbilang menjadi
hewan primadona dan favorit sebagai peliharaan di rumah. Terutama bagi mereka
yang menyukai hewan berbulu lucu dan menarik. Marmut memang memiliki tekstur
bulu lembut, lumayan panjang, dan warna-warni. Yang mengejutkan dan mungkin
Anda baru tahu jika hewan mirip hamster ini digunakan sebagai bahan percobaan
di negara Ratu Elisabeth, Inggris. Tidak hanya itu, ternyata masih terdapat
beberapa fakta unik dan mengejutkan yang belum banyak diketahui orang tentang
hewan lucu ini. Keunikan fakta-fakta tersebut bisa jadi membuat orang kaget
atau terkejut. Berikut beberapa fakta mengenai hewan yang bersaudara dengan
kelinci ini. Pertama, Marmut dalam bahas Inggris lebih dikenal dengan
sebutan namaGuinea Pig. Yaitu sebuah nama yang berkaitan dengan negara Guinea
maupun hewan babi. Loh? Kok bisa? Mungkin itu pertanyaan spontan yang muncul
dibenak Anda semua ketika mengetahui hal ini. Ya, hal itu wajar adanya. Sebab,
memang sebenarnya tidak ada kaitan marmut dengan negara Guinea ataupun hewan
bernama babi. Marmut bukan berasal dari Guinea. Dan, marmut juga tidak termasuk
genus atau famili hewan babi. Wow, aneh bukan?
Kedua, siapa yang menyangka jika hewan mirip hamster ini
memerlukan vitamin C yang cukup dari makanan yang dikonsumsi. Oleh sebab itu,
marmut sering mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C. Apabila marmut
mengalami kekurangan vitamin C, biasanya akan menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan bagi tubuhnya. Bahkan yang lebih mengerikan, jika keadaan semakin
ekstrim memungkinkan terjadinya kematian. Wah, mengerikan juga ya? Untuk itu,
bagi Anda yang senang atau ingin membudidayakan hewan lucu ini sebaiknya harus
diperhatikan mengenai makanannya. Terutama asupan nutrisi yang cukup bagi
kesehatannya. Berikan makanan yang berasal dari buah-buahan segar dan kaya
vitamin C, seperti jeruk atau lainnya. Fakta unik bukan?
Ketiga, ternyata hewan yang masih satu famili dengan kelinci ini
tidak mempunyai ekor yang terlihat jelas. Berbeda dengan hewan pengerat lain,
marmut nyaris tidak mempunyai ekor yang menjurus keluar. Namun, marmut memang
tetap memiliki ekor, hanya saja ekornya tidak nampak keluar. Itulah mungkin
yang semakin menjadikan marmut semakin mempesona di mata masyarakat. Keempat,
hewan nan lucu ini ternyata memiliki jiwa sosial yang tinggi. Wah, seperti
manusia ya pembaca? Hehehe. . . Ya, disadari atau tidak, marmut adalah hewan
yang bisa bersosial dengan manusia. Di alam bebas, hewan mirip hamster ini
hidup secara bergerombol atau berkelompok. Uniknya lagi, gerombolan tersebut
didominasi oleh para marmut jantan, bukan betina. Unik bukan?
Fakta unik selanjutnya yaitu marmut muda
ternyata mampu berlari hanya tiga jam seusai kelahiran. Wow. . . menakjubkan.
Bayangkan, baru tiga jam setelah keluar dari perut induknya, hewan yang
menyerupai hamster ini bisa langsung berlari. Hewan lain saja, berjalan masih
tertatih-tatih. In i malah bisa langsung berlari. Tak kaget kalau hewan lucu
ini terbilang hewan yang sangat aktif. Marmut akan menunjukkan tingkat
keaktifannya ketika pagi dan menjelang sore hari. Di siang hari cenderung
mengurangi aktivitas. Terakhir, hewan pengerat ini memiliki kebiasaan
menggerogoti kayu yang terdapat di pohon. Kebiasaan ini dilakukannya untuk
mengantisipasi pertumbuhan giginya agar tidak terlalu panjang, agar tidak
kesulitan saat makan.